RINGKASAN MATERI KELAS 8 SEMESTER 2

 


Memahami Gaya, Usaha, Energi, dan Getaran dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan gaya, usaha, energi, dan gelombang. Mulai dari mengangkat barang, menggunakan alat rumah tangga, hingga menikmati musik atau menonton televisi, semua itu melibatkan prinsip-prinsip fisika yang penting untuk kita pahami.

Gaya dan Usaha

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat mengubah keadaan gerak suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur gaya adalah dinamometer. Efektivitas suatu usaha sangat dipengaruhi oleh arah dan besar gaya yang diberikan. Semakin besar gaya dan semakin panjang lintasan yang ditempuh oleh gaya tersebut, maka usaha yang dilakukan akan semakin besar.

Usaha adalah hasil kali antara gaya yang diberikan dengan perpindahan yang terjadi pada benda. Oleh karena itu, faktor yang mempengaruhi besarnya usaha adalah gaya dan perpindahan. Misalnya, jika sebuah benda bermassa 10 kg diangkat setinggi 2 meter dengan percepatan gravitasi 10 m/s², maka usaha yang dilakukan adalah:

W = m × g × h = 10 × 10 × 2 = 200 joule.

Secara umum, usaha (W) dapat dihitung menggunakan rumus W = F × s, di mana F adalah gaya dan s adalah perpindahan.

Ketika usaha dilakukan dalam waktu tertentu, muncullah konsep daya. Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan per satuan waktu. Misalnya, jika seseorang melakukan usaha sebesar 600 joule dalam waktu 60 detik, maka daya yang digunakan adalah:

P = W / t = 600 / 60 = 10 watt.

Macam-Macam Energi

Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi yang berasal dari panas disebut energi panas. Contohnya dapat ditemukan pada kompor gas yang mengubah energi kimia menjadi energi panas. Energi kimia sendiri dapat ditemukan dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari.

Benda yang bergerak memiliki energi gerak atau energi kinetik. Sebaliknya, benda yang berada di ketinggian memiliki energi potensial karena posisinya. Sementara itu, energi cahaya adalah bentuk energi yang dipancarkan oleh matahari. Energi dari matahari termasuk dalam energi cahaya, dan melalui teknologi panel surya, energi ini dapat diubah menjadi energi listrik.

Ketika kita melakukan usaha, hal ini menyebabkan perubahan pada energi benda. Contohnya, saat kita mendorong meja dan meja tersebut berpindah, maka energi dari tubuh kita ditransfer ke meja. Namun, jika tidak terjadi perpindahan pada benda, maka usaha yang dilakukan adalah tidak ada.

Perubahan Energi

Banyak alat di sekitar kita yang bekerja berdasarkan perubahan energi. Sebagai contoh:

  • Kipas angin mengubah energi listrik menjadi energi gerak.

  • Kompor gas mengubah energi kimia menjadi energi panas.

  • Radio mengubah energi listrik menjadi energi bunyi.

  • Panel surya mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.

Kita juga mengenal istilah energi alternatif, yaitu sumber energi yang dapat diperbarui. Contohnya adalah energi dari matahari, air, dan angin. Di Indonesia, energi terbarukan seperti energi air banyak dimanfaatkan dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan energi angin digunakan sebagai energi angin. Salah satu kelebihan energi terbarukan adalah sifatnya yang ramah lingkungan.

Energi Kinetik dan Energi Potensial: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya

Dalam kehidupan sehari-hari, energi memainkan peran penting dalam berbagai aktivitas. Dua bentuk energi mekanik yang paling sering kita jumpai adalah energi kinetik dan energi potensial. Agar lebih memahami keduanya, mari kita bahas satu per satu, termasuk rumus dan contoh perhitungannya.

Apa Itu Energi Kinetik?

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya. Semakin cepat suatu benda bergerak, semakin besar energi kinetiknya. Energi kinetik tergantung pada massa benda dan kecepatan geraknya.

Rumus Energi Kinetik

Energi kinetik (Ek) dapat dihitung dengan rumus:

Ek=12×m×v2\text{Ek} = \frac{1}{2} \times m \times v^2

Keterangan:

  • Ek = Energi kinetik (joule)

  • m = Massa benda (kilogram)

  • v = Kecepatan benda (meter per detik)

Contoh Soal Energi Kinetik

Soal:
Sebuah bola bermassa 2 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Berapakah energi kinetik bola tersebut?

Penyelesaian:

Ek=12×2×(5)2\text{Ek} = \frac{1}{2} \times 2 \times (5)^2 Ek=1×25\text{Ek} = 1 \times 25 Ek=25 joule\text{Ek} = 25 \text{ joule}

Jawaban:
Energi kinetik bola tersebut adalah 25 joule.


Apa Itu Energi Potensial?

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena posisi atau kedudukannya. Salah satu bentuk energi potensial yang paling dikenal adalah energi potensial gravitasi, yaitu energi yang berkaitan dengan ketinggian suatu benda dari permukaan tanah.

Rumus Energi Potensial

Energi potensial gravitasi (Ep) dapat dihitung dengan rumus:

Ep=m×g×h\text{Ep} = m \times g \times h

Keterangan:

  • Ep = Energi potensial (joule)

  • m = Massa benda (kilogram)

  • g = Percepatan gravitasi (biasanya 9,8 m/s² atau disederhanakan menjadi 10 m/s²)

  • h = Ketinggian benda dari permukaan tanah (meter)

Contoh Soal Energi Potensial

Soal:
Sebuah buah kelapa bermassa 1,5 kg tergantung pada ketinggian 4 meter dari tanah. Hitunglah energi potensial buah kelapa tersebut! (Gunakan g=10m/s2g = 10 \, m/s^2).

Penyelesaian:

Ep=1,5×10×4\text{Ep} = 1,5 \times 10 \times 4 Ep=15×4\text{Ep} = 15 \times 4 Ep=60 joule\text{Ep} = 60 \text{ joule}

Jawaban:
Energi potensial buah kelapa tersebut adalah 60 joule.


Hubungan Energi Kinetik dan Energi Potensial

Dalam banyak kasus, energi kinetik dan energi potensial dapat saling berubah satu sama lain. Misalnya, pada sebuah ayunan:

  • Saat mencapai titik tertinggi, kecepatan benda = 0, sehingga energi kinetik = 0 dan seluruh energi adalah energi potensial maksimum.

  • Saat melewati titik terendah, ketinggian benda = 0, sehingga energi potensial = 0 dan seluruh energi berubah menjadi energi kinetik maksimum.

Konsep ini disebut hukum kekekalan energi mekanik, yang berbunyi:

Energi mekanik total (energi kinetik + energi potensial) suatu sistem tertutup tanpa gesekan akan selalu konstan.


Energi kinetik berkaitan dengan gerakan, sedangkan energi potensial berkaitan dengan posisi atau ketinggian benda. Keduanya saling berhubungan dan sering mengalami perubahan dalam berbagai peristiwa fisik di sekitar kita. Dengan memahami konsep, rumus, dan contoh perhitungan energi kinetik serta energi potensial, kita dapat lebih mengerti fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Pesawat Sederhana

Untuk mempermudah pekerjaan manusia, digunakan alat bantu yang disebut pesawat sederhana. Contoh pesawat sederhana antara lain:

  • Tuas, yang berfungsi untuk mengurangi gaya. Tuas jenis pertama memiliki titik tumpu yang berada di tengah antara gaya dan beban.

  • Bidang miring, digunakan untuk memindahkan beban ke tempat yang lebih tinggi. Alat ini bekerja dengan prinsip memindahkan benda dalam jarak yang lebih jauh dengan gaya yang lebih kecil. Tangga adalah contoh bidang miring dalam kehidupan sehari-hari.

  • Katrol tetap, digunakan untuk mengubah arah gaya. Alat ini banyak digunakan, seperti saat menarik bendera.

  • Roda berporos, mempermudah gerakan memutar. Contohnya adalah stir mobil.

  • Sekrup, digunakan untuk mengikat kayu dan bekerja berdasarkan prinsip bidang miring yang melingkar.

Semua pesawat sederhana ini digunakan untuk meringankan kerja manusia dalam melakukan berbagai aktivitas.

Katrol Tetap dan Katrol Ganda: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Soalnya

Dalam kehidupan sehari-hari, untuk memudahkan pekerjaan terutama dalam mengangkat beban berat, kita sering menggunakan alat sederhana yang disebut katrol. Ada berbagai jenis katrol, di antaranya katrol tetap dan katrol ganda. Yuk, kita bahas satu per satu!

Apa Itu Katrol Tetap?

Katrol tetap adalah katrol yang porosnya diam di satu tempat (tetap) dan tidak berpindah ketika digunakan. Fungsinya adalah untuk mengubah arah gaya, sehingga memudahkan dalam menarik atau mengangkat beban.

Namun, katrol tetap tidak mengurangi besar gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Besarnya gaya yang harus diberikan tetap sama dengan berat beban.

Rumus Katrol Tetap

Pada katrol tetap:

F=wF = w

Keterangan:

  • F = gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda (newton)

  • w = berat benda (newton)

Contoh Soal Katrol Tetap

Soal:
Seseorang ingin mengangkat ember berisi air seberat 100 N menggunakan katrol tetap. Berapa gaya yang harus diberikan?

Penyelesaian:

F=w=100NF = w = 100 \, \text{N}

Jawaban:
Gaya yang harus diberikan adalah 100 N.


Apa Itu Katrol Ganda?

Katrol ganda adalah gabungan antara katrol tetap dan katrol bergerak. Dengan menggunakan katrol ganda, gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban bisa lebih kecil dibandingkan berat beban itu sendiri. Ini karena katrol ganda mengubah arah gaya sekaligus mengurangi besar gaya yang dibutuhkan.

Pada sistem katrol ganda, keuntungan mekanis dapat dicapai dengan membagi berat beban menjadi beberapa tali penahan.

Rumus Katrol Ganda

Untuk katrol ganda sederhana (gabungan 1 katrol tetap dan 1 katrol bergerak):

F=w2F = \frac{w}{2}

Keterangan:

  • F = gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda (newton)

  • w = berat benda (newton)

Jika menggunakan lebih banyak katrol, keuntungan mekanisnya bisa lebih besar, tergantung jumlah tali yang menahan beban.

Contoh Soal Katrol Ganda

Soal:
Sebuah beban seberat 200 N diangkat menggunakan sistem katrol ganda sederhana (gabungan 1 katrol tetap dan 1 katrol bergerak). Berapa gaya minimal yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut?

Penyelesaian:

F=w2=2002=100NF = \frac{w}{2} = \frac{200}{2} = 100 \, \text{N}

Jawaban:
Gaya minimal yang diperlukan adalah 100 N.


Perbandingan Katrol Tetap dan Katrol Ganda

AspekKatrol TetapKatrol Ganda
Fungsi utamaMengubah arah gayaMengubah arah gaya dan memperkecil gaya
Gaya yang diperlukanSama dengan berat bebanLebih kecil dari berat beban
Contoh penggunaanSumur tradisionalAlat pengangkat barang berat di proyek


Katrol tetap berguna untuk memudahkan arah tarikan, sedangkan katrol ganda berguna untuk mengurangi gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Pemilihan jenis katrol tergantung kebutuhan dan beban yang diangkat. Memahami prinsip kerja katrol membantu kita bekerja lebih efisien dalam kehidupan sehari-hari.

Pengungkit: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Contoh Soalnya

Pengungkit adalah salah satu alat sederhana yang digunakan untuk mempermudah usaha manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban berat. Pengungkit bekerja berdasarkan prinsip momen gaya, yaitu kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda terhadap suatu titik tumpu.

Dengan menggunakan pengungkit, kita bisa mengangkat beban besar dengan gaya yang lebih kecil.


Komponen Utama Pengungkit

Pengungkit terdiri dari tiga komponen utama:

  1. Titik tumpu (T): Titik di mana pengungkit berputar.

  2. Beban (W): Benda yang akan dipindahkan atau diangkat.

  3. Gaya (F): Usaha atau tenaga yang diberikan untuk memindahkan beban.


Rumus Dasar Pengungkit

Pengungkit bekerja berdasarkan keseimbangan momen, yang dinyatakan dalam rumus:

F×lF=W×lWF \times l_F = W \times l_W

Keterangan:

  • F = gaya yang diberikan (newton)

  • l_F = lengan gaya (jarak dari titik tumpu ke tempat gaya bekerja, dalam meter)

  • W = berat beban (newton)

  • l_W = lengan beban (jarak dari titik tumpu ke beban, dalam meter)

Jika sistem seimbang, maka momen gaya sama dengan momen beban.


Jenis-Jenis Pengungkit

Pengungkit dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan posisi titik tumpu, gaya, dan beban:

  1. Pengungkit Kelas 1
    Titik tumpu di antara gaya dan beban.
    Contoh: jungkat-jungkit, gunting, tang.

  2. Pengungkit Kelas 2
    Beban di antara titik tumpu dan gaya.
    Contoh: gerobak dorong, pembuka tutup botol.

  3. Pengungkit Kelas 3
    Gaya di antara titik tumpu dan beban.
    Contoh: penjepit es, alat pancing, sapu.


Contoh Soal Pengungkit

1. Contoh Soal Pengungkit Kelas 1

Soal:
Sebuah jungkat-jungkit memiliki jarak 2 meter dari titik tumpu ke tempat gaya bekerja, dan jarak 1 meter dari titik tumpu ke beban. Jika berat beban adalah 300 N, berapa gaya minimal yang diperlukan untuk mengangkat beban?

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

F×lF=W×lWF \times l_F = W \times l_W

Diketahui:

  • lF=2ml_F = 2\, m

  • lW=1ml_W = 1\, m

  • W=300NW = 300\, N

Maka:

F=W×lWlF=300×12=150NF = \frac{W \times l_W}{l_F} = \frac{300 \times 1}{2} = 150\, N

Jawaban:
Gaya minimal yang diperlukan adalah 150 N.


2. Contoh Soal Pengungkit Kelas 2

Soal:
Sebuah gerobak dorong memuat beban seberat 500 N. Jarak titik tumpu ke beban adalah 0,5 meter, dan jarak titik tumpu ke tempat gaya bekerja adalah 1,5 meter. Hitung gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban!

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

F×lF=W×lWF \times l_F = W \times l_W

Diketahui:

  • W=500NW = 500\, N

  • lW=0,5ml_W = 0,5\, m

  • lF=1,5ml_F = 1,5\, m

Maka:

F=W×lWlF=500×0,51,5=2501,5166,67NF = \frac{W \times l_W}{l_F} = \frac{500 \times 0,5}{1,5} = \frac{250}{1,5} \approx 166,67\, N

Jawaban:
Gaya yang dibutuhkan adalah sekitar 166,67 N.


3. Contoh Soal Pengungkit Kelas 3

Soal:
Seseorang menggunakan sapu untuk membersihkan lantai. Jarak titik tumpu ke gaya (tangan) adalah 0,3 meter, dan jarak titik tumpu ke beban (ujung sapu) adalah 0,9 meter. Jika gaya yang diberikan adalah 120 N, berapa berat beban efektif di ujung sapu?

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

F×lF=W×lWF \times l_F = W \times l_W

Diketahui:

  • F=120NF = 120\, N

  • lF=0,3ml_F = 0,3\, m

  • lW=0,9ml_W = 0,9\, m

Maka:

W=F×lFlW=120×0,30,9=360,9=40NW = \frac{F \times l_F}{l_W} = \frac{120 \times 0,3}{0,9} = \frac{36}{0,9} = 40\, N

Jawaban:
Berat beban efektif di ujung sapu adalah 40 N.


Pengungkit membantu kita memperkecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan benda berat. Dengan memahami jenis-jenis pengungkit dan cara menghitungnya, kita bisa memanfaatkan prinsip ini dalam banyak aktivitas sehari-hari, dari menggunting, mengangkat, sampai membersihkan!

Bidang Miring: Pengertian, Rumus, dan Contoh Soalnya

Bidang miring adalah salah satu alat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan usaha (gaya) yang lebih kecil. Bidang miring berbentuk permukaan datar yang dimiringkan terhadap bidang horizontal, seperti papan luncur atau jalanan yang menanjak.

Dengan menggunakan bidang miring, gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda menjadi lebih kecil dibandingkan jika benda tersebut diangkat secara langsung.


Fungsi Bidang Miring

  • Mempermudah memindahkan benda berat ke tempat yang lebih tinggi.

  • Mengurangi besar gaya yang dibutuhkan, walaupun jarak tempuh menjadi lebih panjang.

Contoh penggunaan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari:

  • Papan pada truk pengangkut barang

  • Tangga

  • Jalanan tanjakan


Rumus Dasar Bidang Miring

Dalam bidang miring tanpa gesekan, besar gaya yang diperlukan untuk memindahkan beban bisa dihitung dengan:

F=W×hsF = W \times \frac{h}{s}

Keterangan:

  • F = gaya yang diperlukan (newton)

  • W = berat beban (newton)

  • h = tinggi bidang miring (meter)

  • s = panjang bidang miring (meter)

Semakin panjang bidang miring dibandingkan tinggi yang ingin dicapai, semakin kecil gaya yang diperlukan.


Contoh Soal Bidang Miring

Contoh Soal 1

Soal:
Sebuah peti beratnya 600 N akan dipindahkan ke atas truk menggunakan papan sepanjang 3 meter dengan tinggi papan dari tanah ke lantai truk adalah 1 meter. Berapa besar gaya minimal yang diperlukan untuk mendorong peti ke atas papan tersebut?

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

F=W×hsF = W \times \frac{h}{s}

Diketahui:

  • W=600NW = 600\, N

  • h=1mh = 1\, m

  • s=3ms = 3\, m

Maka:

F=600×13=600×0,333=200NF = 600 \times \frac{1}{3} = 600 \times 0,333 = 200\, N

Jawaban:
Gaya minimal yang diperlukan adalah 200 N.


Contoh Soal 2

Soal:
Sebuah benda berat 800 N didorong ke atas bidang miring dengan panjang 5 meter dan tinggi 2 meter. Berapakah gaya yang harus diberikan untuk memindahkan benda tersebut?

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

F=W×hsF = W \times \frac{h}{s}

Diketahui:

  • W=800NW = 800\, N

  • h=2mh = 2\, m

  • s=5ms = 5\, m

Maka:

F=800×25=800×0,4=320NF = 800 \times \frac{2}{5} = 800 \times 0,4 = 320\, N

Jawaban:
Gaya yang harus diberikan adalah 320 N.


Bidang miring membantu kita mengurangi besar gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi. Prinsip bidang miring sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari tanjakan jalan, papan muatan, hingga landai di bangunan. Dengan memahami rumus bidang miring, kita bisa menghitung usaha yang diperlukan dengan lebih mudah dan efisien.

Getaran dan Gelombang

Dalam ilmu fisika, getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan. Contoh benda yang mengalami getaran adalah ayunan. Satuan frekuensi getaran adalah hertz. Satu getaran penuh terjadi ketika ayunan bergerak bolak-balik dan kembali ke posisi awalnya.

Gelombang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

  • Gelombang transversal merambat dengan arah tegak lurus terhadap arah getar. Contohnya adalah gelombang cahaya. Gelombang ini memiliki bagian puncak dan lembah.

  • Gelombang longitudinal merambat sejajar dengan arah getarnya. Contohnya adalah gelombang bunyi, yang memiliki bagian rapatan dan regangan.

Gelombang bunyi membutuhkan medium untuk merambat. Itu sebabnya, bunyi tidak dapat terdengar di ruang hampa. Teknologi sonar bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang bunyi. Sonar digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah menentukan kedalaman laut. Bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik dan banyak digunakan dalam dunia teknologi maupun medis.


Dengan memahami konsep gaya, usaha, energi, pesawat sederhana, hingga gelombang dan bunyi, kita dapat lebih menyadari bagaimana ilmu fisika berperan besar dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam pelajaran di sekolah, tetapi juga dalam penggunaan berbagai alat dan teknologi yang membantu aktivitas manusia sehari-hari.

Contoh Soal Numerasi: Frekuensi, Periode, dan Cepat Rambat Getaran/Gelombang

Dalam ilmu fisika, khususnya pada topik getaran dan gelombang, kita sering berurusan dengan besaran seperti frekuensi, periode, dan cepat rambat. Ketiga besaran ini sangat penting untuk memahami sifat-sifat gelombang baik pada air, bunyi, maupun cahaya.


Pengertian Dasar

  • Frekuensi (f): Banyaknya getaran atau gelombang yang terjadi setiap detik. Satuan: Hertz (Hz).

  • Periode (T): Waktu yang diperlukan untuk satu kali getaran penuh. Satuan: sekon (s).

  • Cepat rambat gelombang (v): Jarak yang ditempuh gelombang per satuan waktu. Satuan: meter per sekon (m/s).

Hubungan antara frekuensi dan periode:

f=1TatauT=1ff = \frac{1}{T} \quad \text{atau} \quad T = \frac{1}{f}

Hubungan cepat rambat, frekuensi, dan panjang gelombang:

v=f×λv = f \times \lambda

dengan λ\lambda adalah panjang gelombang (meter).


Contoh Soal 1: Menentukan Frekuensi dan Periode

Soal:
Sebuah benda bergetar sebanyak 120 kali dalam waktu 2 menit. Hitunglah:

  1. Frekuensi getaran

  2. Periode getaran

Penyelesaian:

Diketahui:

  • Banyak getaran = 120

  • Waktu = 2 menit = 120 detik

  1. Frekuensi:

f=banyak getaranwaktu=120120=1Hzf = \frac{\text{banyak getaran}}{\text{waktu}} = \frac{120}{120} = 1\, \text{Hz}
  1. Periode:

T=1f=11=1sekonT = \frac{1}{f} = \frac{1}{1} = 1\, \text{sekon}

Jawaban:

  • Frekuensi = 1 Hz

  • Periode = 1 sekon


Contoh Soal 2: Menentukan Cepat Rambat Gelombang

Soal:
Sebuah gelombang air memiliki panjang gelombang 2 meter dan frekuensi 5 Hz. Hitunglah cepat rambat gelombang tersebut!

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

v=f×λv = f \times \lambda

Diketahui:

  • f=5Hzf = 5\, \text{Hz}

  • λ=2m\lambda = 2\, \text{m}

Maka:

v=5×2=10m/sv = 5 \times 2 = 10\, \text{m/s}

Jawaban:
Cepat rambat gelombang adalah 10 m/s.


Contoh Soal 3: Menentukan Frekuensi, Periode, dan Cepat Rambat Sekaligus

Soal:
Sebuah gelombang merambat di tali dengan panjang gelombang 0,5 meter dan cepat rambat 2,5 m/s. Hitunglah:

  1. Frekuensi gelombang

  2. Periode gelombang

Penyelesaian:

Gunakan rumus:

v=f×λf=vλv = f \times \lambda \quad \Rightarrow \quad f = \frac{v}{\lambda}

Diketahui:

  • v=2,5m/sv = 2,5\, \text{m/s}

  • λ=0,5m\lambda = 0,5\, \text{m}

  1. Frekuensi:

f=2,50,5=5Hzf = \frac{2,5}{0,5} = 5\, \text{Hz}
  1. Periode:

T=1f=15=0,2sekonT = \frac{1}{f} = \frac{1}{5} = 0,2\, \text{sekon}

Jawaban:

  • Frekuensi = 5 Hz

  • Periode = 0,2 sekon



Dengan memahami hubungan antara frekuensi, periode, panjang gelombang, dan cepat rambat, kita dapat dengan mudah menghitung berbagai informasi tentang gelombang. Konsep ini sangat penting dalam memahami getaran suara, gelombang air, dan bahkan gelombang elektromagnetik seperti cahaya.


Posting Komentar untuk "RINGKASAN MATERI KELAS 8 SEMESTER 2"